Pengolahan lahan yang diamankan oleh 1500 personel gabungan Polri, TNI, Brimob dan Satpol PP adalah pembajakan menggunakan traktor.
Sejauh ini, jajaran pengaman memastikan jalannya eksekusi oleh PT BSA berjalan lancar dengan mengutamakan upaya persuasif.
Kapolres Lampung Tengah AKBP Andik Purnomo Sigit, S.H., S.I.K., M.M mengatakan peran polisi disini adalah sebagai pelayan, pelindung, dan pengayom, bukan berhadapan melawan masyarakat.
"Kami tidak akan berbenturan dengan masyarakat kegiatan kami menginginkan adanya sikap kooperatif, dengan mengedepankan upaya persuasif," katanya saat di konfirmasi, Kamis (21/9/2023).
Kapolres mengatakan, dalam upaya pengamanan ini, pihaknya membentuk koordinasi personel gabungan sebanyak 1500 orang, yang tergabung dari instansi Polri, Brimob, TNI, dan Satpol PP.
Tak hanya itu, lanjutnya, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Lampung Tengah juga membentuk posko yang menyediakan solusi tali asih tanam tumbuh.
Tujuannya, agar para petani yang masih memiliki tanaman dapat mendapatkan uang tali asih dan tidak merugi.
"Upaya ganti tanam tumbuh masih bergulir hingga sekarang dan terpusat di kantor kecamatam Anak Tuha, namun hingga saat ini tidak ada satupun petani yang mendaftarkan dan menerimanya," ujar kapolres.
Selain upaya ganti tanam tumbuh, pihaknya juga mempersilahkan para petani yang hendak memanen tanaman singkong miliknya sebelum proses eksekusi lahan berjalan.
"Bagi yang mau menerima tali asih, silahkan mendatangi posko. Dan jika akan mencabut singkong karena sudah waktu panen, kami persilahkan dan diberi waktu," ujarnya.
Dalam hal ini, kapolres mengimbau masyarakat 3 kampung agar kooperatif dan tidak anarkis.
Selain itu juga apabila jika ada hal yang ingin disampaikan, silahkan lakukan mediasi dengan kepala dingin.
Sebab, kata kapolres, pihaknya membuka secara lapang, segala bentuk upaya diskusi dan mediasi dari masyarakat.
"Kalau ada yang perlu disampaikan, silahkan ajukan, supaya jelas dan tidak gampang terpervokatif dan terpancing berbuat anarkis," katanya